JAKARTA - Pelaku penyiraman kopi kepada Dokter
Rumah Sakit Husada, HH (50), sempat mengaku mengenal semua polisi dan
wartawan kepada korbannya, Dokter Fransiska Mochtar.
"Pada saat saya mau melapor ke polisi, pelaku dengan arogan berkata saya tidak takut, saya kenal semua polisi. Dia bilang kepala polisi mana yang saya enggak kenal," kata Fransiska dalam jumpa persnya di Rumah Sakit Husada, Mangga Besar, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2013).
Bahkan, pelaku juga sempat mengaku pada Fransiska mengenal dekat Kapolsek Sawah Besar, Kompol Shinto Silitonga dan meremehakan laporannya kepada polisi.
"Pelaku juga bilang kenal Kapolsek Sawah Besar. Dari awal sampai di kantor polisi juga sudah mondar mandir nyariin Kapolsek karena dia bilang Shinto itu teman dia. Dan bilang 'gampang, sebentar lagi juga beres. Proses hukumnya di Indonesia begini, sebentar lagi juga beres'," lanjut Fransiska.
Fransiska juga menceritakan, selama di kantor polisi, dirinya diintimidasi oleh pernyataan pelaku yang saat itu ditemani oleh salah seorang berkewarganegaraan Malaysia.
"Dia ditemani juga orang berwarganegara Malaysia. Dia (HH) bilang dia akan melaporkan ke polisi kalau dia difitnah. Dia bilang 'saya akan bilang kopinya tumpah dan tak sengaja kena meja dan kamu jatuh terpeleset'," tutur Fransiska.
Fransiska yang wajahnya masih tampak lebam di mata sebelah kirinya itu juga mengaku sempat menawarkan agar pelaku meminta maaf agar urusan tidak diperpanjang.
"Tapi dia tak mau. Saya bilang kalau memang salah, bapak minta maaf. Dia terus mengintimidasi bilang 'Dokter akan saya masukan ke Facebook. Saya kenal semua wartawan dan polisi. lihat besok apa yang terjadi. Saya di kantor polisi semelaman dan pelaku terus mengintimidasi. Mungkin dia ingin saya cabut laporan," tutupnya.
"Pada saat saya mau melapor ke polisi, pelaku dengan arogan berkata saya tidak takut, saya kenal semua polisi. Dia bilang kepala polisi mana yang saya enggak kenal," kata Fransiska dalam jumpa persnya di Rumah Sakit Husada, Mangga Besar, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2013).
Bahkan, pelaku juga sempat mengaku pada Fransiska mengenal dekat Kapolsek Sawah Besar, Kompol Shinto Silitonga dan meremehakan laporannya kepada polisi.
"Pelaku juga bilang kenal Kapolsek Sawah Besar. Dari awal sampai di kantor polisi juga sudah mondar mandir nyariin Kapolsek karena dia bilang Shinto itu teman dia. Dan bilang 'gampang, sebentar lagi juga beres. Proses hukumnya di Indonesia begini, sebentar lagi juga beres'," lanjut Fransiska.
Fransiska juga menceritakan, selama di kantor polisi, dirinya diintimidasi oleh pernyataan pelaku yang saat itu ditemani oleh salah seorang berkewarganegaraan Malaysia.
"Dia ditemani juga orang berwarganegara Malaysia. Dia (HH) bilang dia akan melaporkan ke polisi kalau dia difitnah. Dia bilang 'saya akan bilang kopinya tumpah dan tak sengaja kena meja dan kamu jatuh terpeleset'," tutur Fransiska.
Fransiska yang wajahnya masih tampak lebam di mata sebelah kirinya itu juga mengaku sempat menawarkan agar pelaku meminta maaf agar urusan tidak diperpanjang.
"Tapi dia tak mau. Saya bilang kalau memang salah, bapak minta maaf. Dia terus mengintimidasi bilang 'Dokter akan saya masukan ke Facebook. Saya kenal semua wartawan dan polisi. lihat besok apa yang terjadi. Saya di kantor polisi semelaman dan pelaku terus mengintimidasi. Mungkin dia ingin saya cabut laporan," tutupnya.
Berita Selengkapnya Klik di Sini
(teb)
Title : Penyiram Kopi Dokter: Polisi Mana yang Tak Kenal Saya!?
Description : JAKARTA - Pelaku penyiraman kopi kepada Dokter Rumah Sakit Husada, HH (50), sempat mengaku mengenal semua polisi dan wartawan kepada...
Description : JAKARTA - Pelaku penyiraman kopi kepada Dokter Rumah Sakit Husada, HH (50), sempat mengaku mengenal semua polisi dan wartawan kepada...
0 Response to "Penyiram Kopi Dokter: Polisi Mana yang Tak Kenal Saya!?"
Post a Comment