Funky Kota, atau yang lebih popular dengan sebutan Funkot,
merupakan jenis musik yang sering dimainkan pada klub – klub dan diskotik di
daerah Kota. Musik ini merupakan sub genre dari musik house atau funky dimana
musik dimainkan dengan tempo upbeat dan dengan bass line yang menggema, sangat
cocok untuk mengiringi para pengunjung ‘berajojing’ ria. Funky Kota sendiri
merupakan pengembangan lanjut dari musik house dimana terdapat unsur – unsur
musik lokal Indonesia yang dimasukkan seperti dangdut, campur sari, gamelan,
dan sebagainya walaupun tidak selalu. Umumnya musik Funkot merupakan versi
remix dari musik - musik lokal Indonesia yang sedang naik daun, namun tidak
jarang pula para DJ Funkot yang me-remix musik – musik dari artis – artis luar
negeri. Kata Funky Kota itu sendiri muncul dengan hanya menggabungkan kata
Funky dan Kota yang digunakan untuk menyebut jenis musik disko yang sering
dimainkan di daerah Kota. Funky Kota juga memiliki sebutan lain seperti House
Kota, Timplung, dan Tung – Tung. Untuk sebutan yang terakhir, Tung –Tung,
merupakan kata yang terbentuk berdasarkan bunyi dari musik Funky Kota itu
sendiri yang menyerupai suara tung – tung – tung – tung. Musik ini kadang
diidentikkan dengan musik terminal karena biasanya musik ini dimainkan pada diskotik
di dekat terminal dimana pengunjungnya adalah para supir angkutan.
Tidak dapat dipastikan sejak kapan jenis musik ini lahir,
namun beberapa pengamat musik berpendapat bahwa perkembangan musik ini tidak
terlepas dari peran salah satu pelopor aliran musik ini yaitu grup musik
Barakatak. Grup musik yang sebenarnya telah ada pada era 90-an ini baru
terdengar dan terkenal oleh anak – anak muda sejak beberapa tahun lalu berkat
jasa situs broadcast yang sangat terkenal yaitu Youtube. Barakatak mulai dikenal
lewat video klip yang berjudul ‘Buka – bukaan’. Lagu tersebut merupakan versi
remix dari lagu ‘dragostea din tei’ yang populer akibat film animasi ‘Chicken
Little’. Lagu yang dipopulerkan oleh grup musik asal Moldova, O-Zone tersebut
kemudian diparodikan, diganti liriknya menjadi bahasa Indonesia dan dikemas
dengan video klip yang sangat jenaka. Dari situ lah nama Barakatak diingat
sebagai keyword Youtube untuk video – video yang lucu. Mungkin sejak saat
itulah semakin mencuatlah kata Fungky Kota ke kancah musik Indonesia. Namun
selalu saja ada kontroversi, banyak orang yang mengkritik Barakatak hanya
sebagai musik murahan, kampungan, dan hanya berfungsi sebagai gimmick saja.
Musik Funkot kembali mencuat ke permukaan sekitar tahun 2006 berkat sebuah grup musik anak muda kreatif yang menyebut diri mereka ‘Jalur Pantura’. Grup musik yang berprinsip ‘Pantang Pulang Sebelum Bergoyang’ tersebut memiliki live performance yang unik yaitu terdiri dari dua DJ dan sebelas penari tanpa koreografi yang menggunakan kostum – kostum yang kreatif pada setiap aksinya. Grup musik ini sempat sukses menjadi langganan pengisi acara – acara pentas seni SMA – SMA di sekitar Jakarta Selatan. Namun belakangan namanya mulai menghilang dan tidak terlihat lagi aksi panggungnya yang unik.
Sejak kemunculannya musik Funkot sering dibanding – bandingkan dengan ‘musik selatan’ yaitu musik – musik dance Top 40 buatan DJ luar negeri yang terkenal secara internasional dan sering dimainkan di klub – klub di bilangan Jakarta Selatan. Beberapa pendapat mengatakan bahwa musik Funkot dan musik selatan tidak dapat disejajarkan, musik Funkot tidak dapat dimainkan di klub – klub elit karena dapat memberikan kesan kampungan dan ‘norak’. Ini yang menyebabkan musik Funkot dipandang sebelah mata oleh beberapa kalangan. Banyak orang yang menganggap Funkot tidak dapat masuk ke segmen menengah – atas karena perbedaan tingkat selera, seperti musik dangdut dan musik pop. Padahal bayaran seorang DJ Funkot tidak berbeda dengan DJ genre lainnya, seorang DJ Funkot senior dapat meraup bayaran hingga 25 juta untuk satu show saja. Ini menunjukkan bahwa Funkot tidak murahan dan memiliki kapasitas sama dengan DJ – DJ lainnya.
Musik Funkot pastinya akan terus menuai kontroversi pro dan kontra, akan terus ada yang melemparkan kritik pedas akan keberadaan musik ini, dan ada pula yang terus memperjuangkan musik ini agar tetap eksis. Namun bila kita lihat secara positif, keberadaan Funkot dapat memberikan benefit bagi bangsa Indonesia, musik ini dapat dijadikan sebuah komoditi unik yang hanya ada di Indonesia yang dapat di-ekspor dan diperkenalkan kepada dunia sebagai sebuah sub-genre baru dari musik House dan Indonesia dapat menjadi kiblat musik Funkot dunia. Kita kembalikan masa kejayaan musik Indonesia seperti pada masa ‘The Tielman Brothers’ yang berhasil meng-influence musik – musik eropa sekelas ‘The Beatles’. Untuk menciptakan sebuah aliran musik baru tentunya tidaklah mudah, membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, musik ini kini telah menjadi salah satu budaya Indonesia yang merupakan aset yang tak ternilai bagi kita semua, seharusnya kita mengapresiasi hasil jerih payah saudara – saudara kita sebab kalau bukan kita siapa lagi yang dapat menjaga musik ini terus eksis dan tidak diakui pihak lain.
sumber
Title : Funkot, Musik Asli Indonesia yang Dipandang Sebelah Mata
Description : Funky Kota, atau yang lebih popular dengan sebutan Funkot, merupakan jenis musik yang sering dimainkan pada klub – klub dan diskotik di...
Description : Funky Kota, atau yang lebih popular dengan sebutan Funkot, merupakan jenis musik yang sering dimainkan pada klub – klub dan diskotik di...